Model Pembelajaran Portofolio
berbasis information search dan Self
Motivated Learning
pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI)
SMP Muhammadiyah 1 Surakarta
Oleh: RUSMANTO_S3 IP Uns 2013
Pendahuluan
Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar ( Robbins, Stephen P, 2007:33)
. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat
belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang
ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek
afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun
proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan
pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara
pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran yang
berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar.
Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu
memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian
target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan
kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang
fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta
didik lebih mudah mencapai target belajar. Belajar haruslah dilakukan sendiri
oleh siswa, belajar adalah mengalami dan tidak bisa dilimpahkan pada orang
lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar mengemukakan bahwa
belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam
belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak hanya mengamati, tetapi ia
harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab
terhadap hasilnya. Sebagai contoh seseorang yang belajar membuat tempe yang
paling baik apabila ia terlibat secara langsung dalam pembuatan, bukan hanya
melihat bagaimana orang membuat tempe, apalagi hanya mendengar cerita bagaimana
cara pembuatan tempe.
Pembelajaran yang efektif
adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan
aktivitas sendiri. Dalam konteks ini, siswa belajar sambil bekerja, karena
dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, pengalaman serta dapat
mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Hal ini
juga sebagaimana yang di ungkapkan Jean Jacques Rousseau bahwa anak memiliki
potensi-potensi yang masih terpendam, melalui belajar anak harus diberi kesempatan
mengembangkan atau mengaktualkan potensi-potensi tersebut. Sesungguhnya anak
mempunyai kekuatan sendiri untuk mencari, mencoba, menemukan dan mengembangkan
dirinya sendiri. Dengan demikian, segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan
pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, bekerja sendiri,
dengan fasilitas yang diciptakan sendiri. Pembelajaran itu akan lebih bermakna
jika siswa "mengalami sendiri apa yang dipelajarinya" bukan
"mengetahui" dari informasi yang disampaikan guru, sebagaimana yang
dikemukakan Nurhadi bahwa siswa akan belajar dngan baik apabila yang mereka
pelajari berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui, serta proses belajar
akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar di sekolah.
Dari berbagai pandangan
para ahli tersebut menunjukkan berapa pentingnya keterlibatan siswa secara
langsung dalam proses pembelajaran. Pentingnya keterlibatan langsung dalam
belajar dikemukakan oleh John Dewey dengan "learning by doing"-nya.
Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung dan harus dilakukan oleh
siswa secara aktif. Prinsip ini didasarkan pada asumsi bahwa para siswa dapat
memperoleh lebih banyak pengalaman dengan cara keterlibatan secara aktif dan
proporsional, dibandingkan dengan bila mereka hanya melihat materi/konsep.
Modus Pengalaman belajar adalah sebagai berikut: kita belajar 10% dari apa yang
kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50%
dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90%
dari apa yang kita katakan dan lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa jika guru
mengajar dengan banyak ceramah, maka peserta didik akan mengingat hanya 20%
karena mereka hanya mendengarkan. Sebaliknya, jika guru meminta peserta didik
untuk melakukan sesuatu dan melaporkan nya, maka mereka akan mengingat sebanyak
90%. Hal ini ada kaitannya dengan pendapat yang dikemukakan oleh seorang filsof
Cina Confocius, bahwa:
“
|
apa yang saya dengar, saya lupa;
apa yang saya lihat, saya ingat; dan apa yang saya lakukan saya paham. Dari
kata-kata bijak ini kita dapat mengetahui betapa pentingnya keterlibatan
langsung dalam pembelajaran. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran)
|
”
|
Berdasarkan uraian diatas, perlunya guru
selalu mengevaluasi kegiatan pembelajaran dengan mengembangkan media dan model
pembelajaran guna menciptakan proses belajar yang efektif dan berhasil, salah
satunya dengan Model Pembelajaran Portofolio berbasis information search
dan Self Motivated Learning. Perpaduan model ini diimplementasikan di
SMP Muhammadiyah 1 Surakarta pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas
VII.
Pembahasan
Model-model
pembelajaran adalah
beberapa cara atau teknik yang digunakan oleh guru kepada siswa dalam
menyajikan materi pembelajaran dalam sebuah proses pembelajaran agar tujuan
pembelajaran yang sudah dirancang dapat tercapai (http://jkt45.com/model-model-pembelajaran/).
Beberapa model pembelajaran ini diterapkan guru saat mengajarkan sesuatu kepada
muridnya dengan tujuan agar pesan dari materi pembelajaran itu sendiri
tersampaikan dengan mudah. Model pembelajaran yang sudah ada sejauh ini
terbukti bisa sangat membantu pekerjaan para guru dikarenakan para siswa dapat
mengerti, tahu, dan paham sebuah pelajaran dengan lebih mudah .
Dari sekian banyak model-model
pembelajaran yang sudah disebutkan di atas, tidak ada satupun
yang bisa dianggap sebagai model pembelajaran terbaik. Hal itu dikarenakan
setiap model pembelajaran yang diterapkan oleh seorang tenaga pendidik selalu
saja disertai dengan kelebihan dan kekurangan.
Akan tetapi penulis berfikir ketika model konvensional dipadukan dengan
model modern, pasti membawa dampak perubahan yang signifikan, yaitu
Pembelajaran Portofolio berbasis information search dan Self
Motivated Learning.
Pembelajaran
Portofolio
Portofolio
berasal dari bahasa Inggris Portfolio yang artinya dokumen atau surat-surat
(Fajar, 2005:47). Dapat juga di artikan sebagai kumpulan kertas-kertas berharga
dari suatu pekerjaan tertentu. Pengertian
portofolio di sini adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan
maksud tertentu dan terpadu yang di seleksi menurut panduan-panduan yang
ditentukan. Biasanya portofolio merupakan karya terpilih dari seorang siswa,
tetapi dalam model pembelajaran ini setiap portofolio berisi karya terpilih
dari satu kelas siswa secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif
memilih, membahas, mencari data, mengolah, menganalisa dan mencari pemecahan
terhadap suatu masalah yang di kaji.
Dalam model Pembelajaran Berbasis
Portofolio siswa dituntut untuk berpikir cerdas, kreatif, parsitipatif,
prospektif dan bertanggung jawab. Secara rinci melalui model pembelajaran
pembelajaran berbasis portofolio diharapkan siswa dapat:
- Memperoleh pengalaman yang lebih besar tentang masalah yang dikaji.
- Belajar bagaimana cara yang lebih kooperatif dengan orang lain untuk memecahkan masalah.
- Meningkatkan keterampilan dalam meneliti.
- Memperoleh pemahaman yang lebih baik.
- Belajar bagaimana berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah.
- Meningkatkan rasa percaya dirinya, karena merasa telah dapat memecahkan masalah.
Dengan demikian, peserta didik memiliki
ketangguhan, kemandirian, dan jati diri yang di kembangkan melalui pembelajaran
dan pelatihan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Pada hakikatnya dengan pembelajaran berbasis
portofolio, disamping memperoleh pengalaman fisik terhadap objek dalam
pembelajaran, siswa juga memperoleh pengalaman atau terlibat secara mental.
Pengalaman fisik dalam arti melibatkan siswa atau mempertemukan siswa dengan
objek pembelajaran. Pengalaman langsung dalam arti memperhatikan informasi awal
yang telah ada pada diri siswa, dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk
menyusun (merekonstruksi) sendiri-sendiri informasi yang sudah diperolehnya (http://www.kajianpustaka.com/2013/01/model-pembelajaran-berbasis-portofolio.html#.UmFPglPCXIU.).
Menurut ERIC Digest
(2000), "Portfolios are used in various professions together typical..;
art students assamble a portfolio for an art class..". Portofolio
merupakan kumpulan hasil karya siswa sebagai hasil belajarnya. Portofolio,
selain sangat bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai kemampuan dan
pemahaman siswa serta memberikan gambaran mengenai sikap dan minat siswa
terhadap pelajaran yang diberikan, juga dapat menunjukkan pencapaian atau
peningkatan yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran (Stiggins, 1994 :
20). Melalui model pembelajaran portofolio, selain diupayakan dapat
membangkitkan minat belajar siswa secara aktif, kreatif, juga dapat
mengembangkan pemahaman nilai-nilai kemampuan berpartisipasi secara efektif,
serta diiringi suatu sikap tanggung jawab (http://re-searchengines.com/art05-17.html).
Pada dasarnya portofolio sebagai model
pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan
untuk mengungkapkan dan mengekpresikan dirinya sebagai individu maupun kelompok.Kemampuan
tersebut diperoleh siswa melalui pengalaman belajar sehingga memiliki kemampuan
mengorganisir informasi yang ditemukan, membuat laporan dan menuliskan apa yang
ada dalam pikirannya, dan selanjutnya dituangkan secara penuh dalam pekerjaannya/tugas-tugasnya.
Strategi
pembelajaran portofolio mencakup langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat
2.Memilih
suatu masalah untuk dikaji di kelas
3.
Mengumpulkan informasi yang terkait dengan masalah yang dikaji
4. Membuat
portofolio kelas
5.
Menyajikan portofolio/dengan pendapat ( Show case )
6. Melakukan
refleksi pengalaman belajar
Information
Search
Strategi Pembelajaran IS (Information
Search), adalah strategi pembelajaran untuk mencari informasi atau memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar di luar kelas. Informasi tersebut dapat
diperoleh dari berbagai sumber atau media pembelajaran yang bernilai edukatif, misalnya: koran,
televisi, radio, internet, buku ajar, dll.
Strategi Pembelajaran Information Search, bertujuan mengajak siswa untuk
berpikir, melatih kemampuan siswa dalam menggunakan struktur kognitifnya secara penuh dan terarah. Dalam tiap
materi yang diajarkan siswa memperoleh informasi, ada yang menambah pengetahuan
yang telah kita miliki, ada yang memperhalus dan memperdalamnya, dan dari informasi
tersebut harus dianalisis, diubah atau ditransformasikan ke dalam bentuk yang
lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk memecahkan beberapa
masalah yang ditemukan selama KBM.
Menurut Hendi Burahman (2009), strategi mencari informasi
(Information Search) adalah suatu strategi pembelajaran mencari informasi.
Informasi dapat diperoleh melalui Koran, buku paket, majalah, atau ineternet.
Hal tersebut digunakan agar siswa dapat memiliki informasi lebih tentang materi
tersebut. Agar siswa aktif mencari informasi, maka guru membuat suatu
permasalahan yang dituangkan di dalam LDS (lembar diskusi siswa). Sedangkan Hisyam Zaini (2004),
menjelaskan bahwa Strategi Information Search hampir sama dengan ujian open
book. Dimana siswa secara individu atau berkelompok mencari informasi yang
dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru kepada
mereka.
Strategi ini sangat membantu pembelajaran yang dianggap kurang
menarik. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh M.L. Silberman (2006),
bahwa strategi ini bisa disamakan dengan ujian open-book. siswa dikelas mencari
informasi yang menjawab pertanyaan yang diajukan kepada siswa. Strategi ini
sangat membantu menjadikan materi yang biasa-biasa saja menjadi lebih menarik (http://riyantiokta.blogspot.com/2013/03/contoh-strategi-dan-kelebihan-nya.html).
Strategi
mencari informasi (Information search) ini cocok untuk meminimalisir kelemahan
metode ceramah yang cenderung membosankan. Sudirman Tamin (2010) menjelaskan
prosedur pelaksanaannya sebagai berikut:
Ø Melakukan atau membuat panduan
pertanyaan yang akan disajikan dalam mencari informasi seputar bahasan
Ø Membagi kelas kedalam dua kelompok
kecil
Ø Memberikan panduan-panduan
(key-words) kepada masing-masing kelompok
Ø Meminta siswa mencari jawaban atau
informasi tentang panduam pertanyaan
Ø Meninjau kembali jawaban siswa
(Feedback)
Menurut
Penyu (2006), langkah-langkah strategi information search (mencari informasi)
adalah sebagai berikut:
Ø Buat beberapa pertanyaan yang dapat
dijawab dengan mencari informasi dalam bahan bacaan. Bentuk bacaan: handout,
dokumen, buku teks, informasi dari internet, dll
Ø Bagikan pertanyaan tersebut kepada
peserta didik
Ø Minta siswa menjawab individual atau
kelompok. Kompetensi dapat diadakan untuk meningkatkan partisipasi
Ø Beri komentar atas jawaban yang
diberikan siswa. Kembangkan untuk memperluas pembelajaran.
Self
Motivated Learning
Self Motivated Learning disebut juga belajar mandiri, artinya kegiatan belajar aktif yang didorong oleh
niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi sesuatu
masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki (Haris
Mujiman, 2011;9). Belajar mandiri bukan
berarti belajar sendiri. Seringkali orang menyalahartikan belajar mandiri
sebagai belajar sendiri. Kesalahpengertian tersebut terjadi karena pada umumnya
mereka yang kuliah di UT cenderung belajar sendiri tanpa tutor atau teman
kuliah. Belajar mandiri berarti belajar secara berinisiatif, dengan
ataupun tanpa bantuan orang lain, dalam belajar. Yang terpenting adalah mampu mengidentifikasi
sumber-sumber informasi. Identifikasi sumber informasi ini dibutuhkan untuk
memperlancar proses belajar Anda pada saat Anda membutuhkan bantuan atau
dukungan (http://edingulik.wordpress.com/2008/01/10/untuk-teman-teman/).
Proses belajar mandiri memberi kesempatan peserta didik untuk mencerna
materi ajar dengan sedikit bantuan guru. Mereka mengikuti kegiatan belajar dengan
materi ajar yang sudah dirancang khusus sehingga masalah atau kesulitan belajar
sudah diantisipasi sebelumnya. Model belajar mandiri ini sangat bermanfaat,
karena dianggap luwes, tidak mengikat serta melatih kemandirian siswa agar
tidak bergantung atas kehadiran atau uraian materi ajar dari guru. Berdasarkan
gagasan keluwesan dan kemandirian inilah belajar mandiri telah
ber’metamorfosis’ sedemikian rupa, diantaranya menjadi sistem belajar terbuka
dan belajar jarak jauh. Perubahan tersebut juga dipengaruhi oleh ilmu-ilmu lain
dan kenyataan di lapangan. Proses belajar mandiri mengubah peran guru atau
instruktur, menjadi fasilitator atau perancang proses belajar. Sebagai
fasilitator, seorang guru atau instruktur membantu peserta didik mengatasi
kesulitan belajar, atau ia dapat menjadi mitra belajar untuk materi tertentu
pada program tutorial. Tugas perancang proses belajar mengharuskan guru untuk
mengolah materi ke dalam format sesuai dengan pola belajar mandiri.
Sistem belajar
mandiri menuntut adanya materi ajar yang dirancang khusus untuk itu. Menurut
Prawiradilaga (2004 : 194) Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh materi ajar
ini adalah:
1). Kejelasan rumusan tujuan belajar (umum dan khusus).
2). Materi ajar dikembangkan setahap demi setahap, dikemas mengikuti alur desain pesan, seperti keseimbangan pesan verbal dan visual.
3). Materi ajar merupakan sistem pembelajaran lengkap, yaitu ada rumusan tujuan belajar, materi ajar, contoh/bukan contoh, evaluasi penguasaan materi, petunjuk belajar dan rujukan bacaan.
4). Materi ajar dapat disampaikan kepada siswa melalui media cetak, atau komputerisasi seperti CD-ROM, atau program audio/video.
5). Materi ajar itu dikirim dengan jasa pos, atau menggunakan teknologi canggih dengan internet (situs tertentu) dan e-mail; atau dengan cara lain yang dianggap mudah dan terjangkau oleh peserta didik.
6). Penyampaian materi ajar dapat pula disertai program tutorial, yang diselenggarakan berdasarkan jadwal dan lokasi tertentu atau sesuai dengan kesepakatan bersama.
1). Kejelasan rumusan tujuan belajar (umum dan khusus).
2). Materi ajar dikembangkan setahap demi setahap, dikemas mengikuti alur desain pesan, seperti keseimbangan pesan verbal dan visual.
3). Materi ajar merupakan sistem pembelajaran lengkap, yaitu ada rumusan tujuan belajar, materi ajar, contoh/bukan contoh, evaluasi penguasaan materi, petunjuk belajar dan rujukan bacaan.
4). Materi ajar dapat disampaikan kepada siswa melalui media cetak, atau komputerisasi seperti CD-ROM, atau program audio/video.
5). Materi ajar itu dikirim dengan jasa pos, atau menggunakan teknologi canggih dengan internet (situs tertentu) dan e-mail; atau dengan cara lain yang dianggap mudah dan terjangkau oleh peserta didik.
6). Penyampaian materi ajar dapat pula disertai program tutorial, yang diselenggarakan berdasarkan jadwal dan lokasi tertentu atau sesuai dengan kesepakatan bersama.
Model
Pembelajaran Portofolio berbasis information search dan Self
Motivated Learning.
Model ini merupakan model
pengkombinasian dari beberapa model pembelajaran, yaitu model portofolio dengan
information search dengan dilandasi self motivated learning. Portofolio
adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud
tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan yang ditentukan. Dapat
juga di artikan sebagai kumpulan kertas-kertas berharga dari suatu pekerjaan
tertentu. Ketika diimplementasikan didalam kelas pembelajaran, portofolio
adalah siswa mengumpulkan kertas yang berisi point penting baik berupa tugas
maupun rangkuman bahkan penjelasan rinci dari suatu materi pelajaran guna
memperjelas penguasaan materi atau sebagai tugas. Tetapi pada kenyataanya, jika
diterapkan di sekolah menengah, khususnya di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta,
masih banyak anak yang bingung dan banyak yang mengumpulkan kertas kurang
akurat, isinya.
Hal ini karena kurangnya instruksi.
Berangkat dari itu, penulis melihat strategi is (information search) sebagai
penyempurna portofolio. Dalam hal ini, anak-anak mendapatkan penjelasan bahwa
ketika membuat portofolio, anak-anak diwajibkan melakukan eksplor/jelajah dari
berbagai sumber, baik buku, Koran, majalah, wawancara dengan ahli, bahkan internet,
sehingga hasil portofolio tidak mengecewakan dan mendekati kesempurnaan.
Tetapi, hal itu belum maksimal. Masih banyak yang cenderung statis dalam
melaksanakan tugas, bahkan masih ada beberapa siswa di SMP tersebut yang kurang
antusias dalam mengerjakan tugas. Melihat hal tersebut penulis menemukan
strategi agar semua anak-anak termotivasi dalam menjelajah berita dan
mengumpulkan kertas /portofolio dengan cepat dan baik, yaitu dengan pemberian
umpan balik. Hal ini sesuai dengan teori
dari self motivated learning, dalam bukunya Haris Mujiman (2011:93), bahwa
motivasi atau niat belajar siswa dapat ditumbuhkan dengan pemberian umpan
balik, yaitu pemberian reward , dan punishment. Sehingga ketika model
pertama tadi, yaitu portofolio belum maksimal hasilnya, maka penulis memasukkan
strategi is (information search) sebagai alat menambah kemudahan dalam menyusun
portofolio. Tetapi belum juga memuaskan hasilnya. Karena kuncinya ketika
dilihat adalah kurangnya motivasi atau niat mengerjakan.
Dari hal itu, penulis berfikir
memasukkan model self motivated learning atau belajar mandiri dengan
salah satu metodenya yaitu pemberian umpan balik. Dan ternyata benar, hasilnya
sangat memuaskan. Semua siswa dapat dengan baik mengerjakan tugas portofolio
sebagai akhir pembahawan materi ataupun jelajah untuk memulai pembahasan
materi.
Langkah-langkah
model portofolio dengan information search dengan dilandasi self
motivated learning, adalah:
Ø Pertama,
Guru memberikan tugas siswa untuk mencari materi yang berhubungan dengan pokok
bahasan (jika digunakan awal pembahasan), atau siswa diwajibkan memaparkan
simpulan dalam bentuk learnpaper (jika digunakan diakhir materi), atau
mungkin bisa juga siswa diwajibkan untuk menemukan korelasi terselubung untuk
menemukan TA (tujuan antara) agar pengetahuan siswa lebih komprehensif. Contoh:
Minggu depan materi kita adalah beriman kepada Hari Kiamat. Seluruh siswa wajib
mencari informasi (dalil naqli, kajian-kajian dalam bentuk cetak, dan video
tentang hari kiamat dan tanda-tandanya).
Ø Kedua,
Guru memberikan instruksi agar dalam pembuatan portofolio, siswa menjelajah
dari berbagai sumber baik cetak maupun elektronik agar lebih mudah dan lebih
komplit, informasi yang diperoleh. Contoh : Informasi tadi dapat ditemukan di
buku-buku agama, Koran , majalah dan internet.
Ø Ketiga,
Guru menyampaikan self motivated, yaitu menjelaskan hadiah dan sangsi. Contoh:
Disiapkan hadiah bagi yang mengerjakan yaitu 3 buku tulis dan 2 pensil, dan
sangsi bagi yang tidak mengerjakan adalah memberikan kultum dan menulis
pernyataan yang ditandatangani oleh semua guru agama bahwa berjanji tidak akan
mengulanginya lagi.
Penutup
Berdasarkan uraian diatas maka penulis
menyimpulkan bahwa model portofolio dengan information search dengan
dilandasi self motivated learning adalah metode yang cukup mendukung
ketika berhadapan dengan anak-anak yang malas dan kurang perhatian terhadap
suatu pembelajaran tertentu.
Referensi
Mujiman,Haris. 2011. Belajar
Mandiri:Pembekalan dan Penerapan. Solo:UNS Press.
Robbins, Stephen P.2007.
Perilaku Organisasi . Jakarta: Salemba Empat
Stiggins,
R.J. (1991). Student-Centered Classroom Assessment. New York : MacMillan Cottage, Publishing
Company.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran,
diakses tanggal 18 Oktober 2013.
http://www.kajianpustaka.com/2013/01/model-pembelajaran-berbasis- portofolio.html#.UmFPglPCXIU, diakses tanggal 18 Oktober 2013.
http://re-searchengines.com/art05-17.html,
diakses tanggal 18 Oktober 2013.
http://riyantiokta.blogspot.com/2013/03/contoh-strategi-dan-kelebihan-nya.html,
diakses
tanggal 18 Oktober 2013.
http://edingulik.wordpress.com/2008/01/10/untuk-teman-teman/,
diakses tanggal 18 Oktober 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar