Sabtu, 30 November 2013

Model Pembelajaran Inovatif (PISSML)



Model Pembelajaran Portofolio
berbasis information search dan Self Motivated Learning
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
SMP Muhammadiyah 1 Surakarta
Oleh: RUSMANTO_S3 IP Uns 2013



Pendahuluan
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar ( Robbins, Stephen P, 2007:33) . Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar. Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami dan tidak bisa dilimpahkan pada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak hanya mengamati, tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Sebagai contoh seseorang yang belajar membuat tempe yang paling baik apabila ia terlibat secara langsung dalam pembuatan, bukan hanya melihat bagaimana orang membuat tempe, apalagi hanya mendengar cerita bagaimana cara pembuatan tempe.
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dalam konteks ini, siswa belajar sambil bekerja, karena dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, pengalaman serta dapat mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Hal ini juga sebagaimana yang di ungkapkan Jean Jacques Rousseau bahwa anak memiliki potensi-potensi yang masih terpendam, melalui belajar anak harus diberi kesempatan mengembangkan atau mengaktualkan potensi-potensi tersebut. Sesungguhnya anak mempunyai kekuatan sendiri untuk mencari, mencoba, menemukan dan mengembangkan dirinya sendiri. Dengan demikian, segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri. Pembelajaran itu akan lebih bermakna jika siswa "mengalami sendiri apa yang dipelajarinya" bukan "mengetahui" dari informasi yang disampaikan guru, sebagaimana yang dikemukakan Nurhadi bahwa siswa akan belajar dngan baik apabila yang mereka pelajari berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui, serta proses belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar di sekolah.
Dari berbagai pandangan para ahli tersebut menunjukkan berapa pentingnya keterlibatan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey dengan "learning by doing"-nya. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung dan harus dilakukan oleh siswa secara aktif. Prinsip ini didasarkan pada asumsi bahwa para siswa dapat memperoleh lebih banyak pengalaman dengan cara keterlibatan secara aktif dan proporsional, dibandingkan dengan bila mereka hanya melihat materi/konsep. Modus Pengalaman belajar adalah sebagai berikut: kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa jika guru mengajar dengan banyak ceramah, maka peserta didik akan mengingat hanya 20% karena mereka hanya mendengarkan. Sebaliknya, jika guru meminta peserta didik untuk melakukan sesuatu dan melaporkan nya, maka mereka akan mengingat sebanyak 90%. Hal ini ada kaitannya dengan pendapat yang dikemukakan oleh seorang filsof Cina Confocius, bahwa:
apa yang saya dengar, saya lupa; apa yang saya lihat, saya ingat; dan apa yang saya lakukan saya paham. Dari kata-kata bijak ini kita dapat mengetahui betapa pentingnya keterlibatan langsung dalam pembelajaran. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran)
Berdasarkan uraian diatas, perlunya guru selalu mengevaluasi kegiatan pembelajaran dengan mengembangkan media dan model pembelajaran guna menciptakan proses belajar yang efektif dan berhasil, salah satunya dengan Model Pembelajaran Portofolio berbasis information search dan Self Motivated Learning. Perpaduan model ini diimplementasikan di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII.

Pembahasan
Model-model pembelajaran adalah beberapa cara atau teknik yang digunakan oleh guru kepada siswa dalam menyajikan materi pembelajaran dalam sebuah proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang sudah dirancang dapat tercapai (http://jkt45.com/model-model-pembelajaran/). Beberapa model pembelajaran ini diterapkan guru saat mengajarkan sesuatu kepada muridnya dengan tujuan agar pesan dari materi pembelajaran itu sendiri tersampaikan dengan mudah. Model pembelajaran yang sudah ada sejauh ini terbukti bisa sangat membantu pekerjaan para guru dikarenakan para siswa dapat mengerti, tahu, dan paham sebuah pelajaran dengan lebih mudah . 
Dari sekian banyak model-model pembelajaran yang sudah disebutkan di atas, tidak ada satupun yang bisa dianggap sebagai model pembelajaran terbaik. Hal itu dikarenakan setiap model pembelajaran yang diterapkan oleh seorang tenaga pendidik selalu saja disertai dengan kelebihan dan kekurangan.  Akan tetapi penulis berfikir ketika model konvensional dipadukan dengan model modern, pasti membawa dampak perubahan yang signifikan, yaitu Pembelajaran Portofolio berbasis information search dan Self Motivated Learning.

Pembelajaran Portofolio
Portofolio berasal dari bahasa Inggris Portfolio yang artinya dokumen atau surat-surat (Fajar, 2005:47). Dapat juga di artikan sebagai kumpulan kertas-kertas berharga dari suatu pekerjaan tertentu. Pengertian portofolio di sini adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang di seleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan. Biasanya portofolio merupakan karya terpilih dari seorang siswa, tetapi dalam model pembelajaran ini setiap portofolio berisi karya terpilih dari satu kelas siswa secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif memilih, membahas, mencari data, mengolah, menganalisa dan mencari pemecahan terhadap suatu masalah yang di kaji.
Dalam model Pembelajaran Berbasis Portofolio siswa dituntut untuk berpikir cerdas, kreatif, parsitipatif, prospektif dan bertanggung jawab. Secara rinci melalui model pembelajaran pembelajaran berbasis portofolio diharapkan siswa dapat:
  1. Memperoleh pengalaman yang lebih besar tentang masalah yang dikaji. 
  2. Belajar bagaimana cara yang lebih kooperatif dengan orang lain untuk memecahkan masalah. 
  3. Meningkatkan keterampilan dalam meneliti. 
  4. Memperoleh pemahaman yang lebih baik. 
  5. Belajar bagaimana berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah. 
  6. Meningkatkan rasa percaya dirinya, karena merasa telah dapat memecahkan masalah.
Dengan demikian, peserta didik memiliki ketangguhan, kemandirian, dan jati diri yang di kembangkan melalui pembelajaran dan pelatihan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.  Pada hakikatnya dengan pembelajaran berbasis portofolio, disamping memperoleh pengalaman fisik terhadap objek dalam pembelajaran, siswa juga memperoleh pengalaman atau terlibat secara mental. Pengalaman fisik dalam arti melibatkan siswa atau mempertemukan siswa dengan objek pembelajaran. Pengalaman langsung dalam arti memperhatikan informasi awal yang telah ada pada diri siswa, dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk menyusun (merekonstruksi) sendiri-sendiri informasi yang sudah diperolehnya (http://www.kajianpustaka.com/2013/01/model-pembelajaran-berbasis-portofolio.html#.UmFPglPCXIU.).
Menurut ERIC Digest (2000), "Portfolios are used in various professions together typical..; art students assamble a portfolio for an art class..". Portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa sebagai hasil belajarnya. Portofolio, selain sangat bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai kemampuan dan pemahaman siswa serta memberikan gambaran mengenai sikap dan minat siswa terhadap pelajaran yang diberikan, juga dapat menunjukkan pencapaian atau peningkatan yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran (Stiggins, 1994 : 20). Melalui model pembelajaran portofolio, selain diupayakan dapat membangkitkan minat belajar siswa secara aktif, kreatif, juga dapat mengembangkan pemahaman nilai-nilai kemampuan berpartisipasi secara efektif, serta diiringi suatu sikap tanggung jawab (http://re-searchengines.com/art05-17.html).
Pada dasarnya portofolio sebagai model pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan mengekpresikan dirinya sebagai individu maupun kelompok.Kemampuan tersebut diperoleh siswa melalui pengalaman belajar sehingga memiliki kemampuan mengorganisir informasi yang ditemukan, membuat laporan dan menuliskan apa yang ada dalam pikirannya, dan selanjutnya dituangkan secara penuh dalam pekerjaannya/tugas-tugasnya.
Strategi pembelajaran portofolio mencakup langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat
2.Memilih suatu masalah untuk dikaji di kelas
3. Mengumpulkan informasi yang terkait dengan masalah yang dikaji
4. Membuat portofolio kelas
5. Menyajikan portofolio/dengan pendapat ( Show case )
6. Melakukan refleksi pengalaman belajar

Information Search
Strategi Pembelajaran IS (Information Search), adalah strategi pembelajaran untuk mencari informasi atau memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar di luar kelas. Informasi tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber atau media pembelajaran yang bernilai edukatif, misalnya: koran, televisi, radio, internet, buku ajar, dll.  Strategi Pembelajaran Information Search, bertujuan mengajak siswa untuk berpikir, melatih kemampuan siswa dalam menggunakan struktur kognitifnya secara penuh dan terarah. Dalam tiap materi yang diajarkan siswa memperoleh informasi, ada yang menambah pengetahuan yang telah kita miliki, ada yang memperhalus dan memperdalamnya, dan dari informasi tersebut harus dianalisis, diubah atau ditransformasikan ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk memecahkan beberapa masalah yang ditemukan selama KBM.
      Menurut Hendi Burahman (2009), strategi mencari informasi (Information Search) adalah suatu strategi pembelajaran mencari informasi. Informasi dapat diperoleh melalui Koran, buku paket, majalah, atau ineternet. Hal tersebut digunakan agar siswa dapat memiliki informasi lebih tentang materi tersebut. Agar siswa aktif mencari informasi, maka guru membuat suatu permasalahan yang dituangkan di dalam LDS (lembar diskusi siswa). Sedangkan Hisyam Zaini (2004), menjelaskan bahwa Strategi Information Search hampir sama dengan ujian open book. Dimana siswa secara individu atau berkelompok mencari informasi yang dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru kepada mereka.
      Strategi ini sangat membantu pembelajaran yang dianggap kurang menarik. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh M.L. Silberman (2006), bahwa strategi ini bisa disamakan dengan ujian open-book. siswa dikelas mencari informasi yang menjawab pertanyaan yang diajukan kepada siswa. Strategi ini sangat membantu menjadikan materi yang biasa-biasa saja menjadi lebih menarik (http://riyantiokta.blogspot.com/2013/03/contoh-strategi-dan-kelebihan-nya.html).
Strategi mencari informasi (Information search) ini cocok untuk meminimalisir kelemahan metode ceramah yang cenderung membosankan. Sudirman Tamin (2010) menjelaskan prosedur pelaksanaannya sebagai berikut:
Ø  Melakukan atau membuat panduan pertanyaan yang akan disajikan dalam mencari informasi seputar bahasan
Ø  Membagi kelas kedalam dua kelompok kecil
Ø  Memberikan panduan-panduan (key-words) kepada masing-masing kelompok
Ø  Meminta siswa mencari jawaban atau informasi tentang panduam pertanyaan
Ø  Meninjau kembali jawaban siswa (Feedback)
Menurut Penyu (2006), langkah-langkah strategi information search (mencari informasi) adalah sebagai berikut:
Ø  Buat beberapa pertanyaan yang dapat dijawab dengan mencari informasi dalam bahan bacaan. Bentuk bacaan: handout, dokumen, buku teks, informasi dari internet, dll
Ø  Bagikan pertanyaan tersebut kepada peserta didik
Ø  Minta siswa menjawab individual atau kelompok. Kompetensi dapat diadakan untuk meningkatkan partisipasi
Ø  Beri komentar atas jawaban yang diberikan siswa. Kembangkan untuk memperluas pembelajaran.

Self Motivated Learning
Self Motivated Learning disebut juga belajar mandiri, artinya  kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki (Haris Mujiman, 2011;9). Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri. Seringkali orang menyalahartikan belajar mandiri sebagai belajar sendiri. Kesalahpengertian tersebut terjadi karena pada umumnya mereka yang kuliah di UT cenderung belajar sendiri tanpa tutor atau teman kuliah. Belajar mandiri berarti belajar secara berinisiatif, dengan ataupun tanpa bantuan orang lain, dalam belajar.  Yang terpenting adalah mampu mengidentifikasi sumber-sumber informasi. Identifikasi sumber informasi ini dibutuhkan untuk memperlancar proses belajar Anda pada saat Anda membutuhkan bantuan atau dukungan (http://edingulik.wordpress.com/2008/01/10/untuk-teman-teman/).
Proses belajar mandiri memberi kesempatan peserta didik untuk mencerna materi ajar dengan sedikit bantuan guru. Mereka mengikuti kegiatan belajar dengan materi ajar yang sudah dirancang khusus sehingga masalah atau kesulitan belajar sudah diantisipasi sebelumnya. Model belajar mandiri ini sangat bermanfaat, karena dianggap luwes, tidak mengikat serta melatih kemandirian siswa agar tidak bergantung atas kehadiran atau uraian materi ajar dari guru. Berdasarkan gagasan keluwesan dan kemandirian inilah belajar mandiri telah ber’metamorfosis’ sedemikian rupa, diantaranya menjadi sistem belajar terbuka dan belajar jarak jauh. Perubahan tersebut juga dipengaruhi oleh ilmu-ilmu lain dan kenyataan di lapangan. Proses belajar mandiri mengubah peran guru atau instruktur, menjadi fasilitator atau perancang proses belajar. Sebagai fasilitator, seorang guru atau instruktur membantu peserta didik mengatasi kesulitan belajar, atau ia dapat menjadi mitra belajar untuk materi tertentu pada program tutorial. Tugas perancang proses belajar mengharuskan guru untuk mengolah materi ke dalam format sesuai dengan pola belajar mandiri.
Sistem belajar mandiri menuntut adanya materi ajar yang dirancang khusus untuk itu. Menurut Prawiradilaga (2004 : 194) Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh materi ajar ini adalah:
1). Kejelasan rumusan tujuan belajar (umum dan khusus).
2). Materi ajar dikembangkan setahap demi setahap, dikemas mengikuti alur desain pesan, seperti keseimbangan pesan verbal dan visual.
3). Materi ajar merupakan sistem pembelajaran lengkap, yaitu ada rumusan tujuan belajar, materi ajar, contoh/bukan contoh, evaluasi penguasaan materi, petunjuk belajar dan rujukan bacaan.
4). Materi ajar dapat disampaikan kepada siswa melalui media cetak, atau komputerisasi seperti CD-ROM, atau program audio/video.
5). Materi ajar itu dikirim dengan jasa pos, atau menggunakan teknologi canggih dengan internet (situs tertentu) dan e-mail; atau dengan cara lain yang dianggap mudah dan terjangkau oleh peserta didik.
6). Penyampaian materi ajar dapat pula disertai program tutorial, yang diselenggarakan berdasarkan jadwal dan lokasi tertentu atau sesuai dengan kesepakatan bersama.

Model Pembelajaran Portofolio berbasis information search dan Self Motivated Learning.
Model ini merupakan model pengkombinasian dari beberapa model pembelajaran, yaitu model portofolio dengan information search dengan dilandasi self motivated learning. Portofolio adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan yang ditentukan. Dapat juga di artikan sebagai kumpulan kertas-kertas berharga dari suatu pekerjaan tertentu. Ketika diimplementasikan didalam kelas pembelajaran, portofolio adalah siswa mengumpulkan kertas yang berisi point penting baik berupa tugas maupun rangkuman bahkan penjelasan rinci dari suatu materi pelajaran guna memperjelas penguasaan materi atau sebagai tugas. Tetapi pada kenyataanya, jika diterapkan di sekolah menengah, khususnya di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta, masih banyak anak yang bingung dan banyak yang mengumpulkan kertas kurang akurat, isinya.
Hal ini karena kurangnya instruksi. Berangkat dari itu, penulis melihat strategi is (information search) sebagai penyempurna portofolio. Dalam hal ini, anak-anak mendapatkan penjelasan bahwa ketika membuat portofolio, anak-anak diwajibkan melakukan eksplor/jelajah dari berbagai sumber, baik buku, Koran, majalah, wawancara dengan ahli, bahkan internet, sehingga hasil portofolio tidak mengecewakan dan mendekati kesempurnaan. Tetapi, hal itu belum maksimal. Masih banyak yang cenderung statis dalam melaksanakan tugas, bahkan masih ada beberapa siswa di SMP tersebut yang kurang antusias dalam mengerjakan tugas. Melihat hal tersebut penulis menemukan strategi agar semua anak-anak termotivasi dalam menjelajah berita dan mengumpulkan kertas /portofolio dengan cepat dan baik, yaitu dengan pemberian umpan balik.  Hal ini sesuai dengan teori dari self motivated learning, dalam bukunya Haris Mujiman (2011:93), bahwa motivasi atau niat belajar siswa dapat ditumbuhkan dengan pemberian umpan balik, yaitu pemberian reward , dan punishment. Sehingga ketika model pertama tadi, yaitu portofolio belum maksimal hasilnya, maka penulis memasukkan strategi is (information search) sebagai alat menambah kemudahan dalam menyusun portofolio. Tetapi belum juga memuaskan hasilnya. Karena kuncinya ketika dilihat adalah kurangnya motivasi atau niat mengerjakan.
Dari hal itu, penulis berfikir memasukkan model self motivated learning atau belajar mandiri dengan salah satu metodenya yaitu pemberian umpan balik. Dan ternyata benar, hasilnya sangat memuaskan. Semua siswa dapat dengan baik mengerjakan tugas portofolio sebagai akhir pembahawan materi ataupun jelajah untuk memulai pembahasan materi.
Langkah-langkah model portofolio dengan information search dengan dilandasi self motivated learning, adalah:
Ø  Pertama, Guru memberikan tugas siswa untuk mencari materi yang berhubungan dengan pokok bahasan (jika digunakan awal pembahasan), atau siswa diwajibkan memaparkan simpulan dalam bentuk learnpaper (jika digunakan diakhir materi), atau mungkin bisa juga siswa diwajibkan untuk menemukan korelasi terselubung untuk menemukan TA (tujuan antara) agar pengetahuan siswa lebih komprehensif. Contoh: Minggu depan materi kita adalah beriman kepada Hari Kiamat. Seluruh siswa wajib mencari informasi (dalil naqli, kajian-kajian dalam bentuk cetak, dan video tentang hari kiamat dan tanda-tandanya).
Ø  Kedua, Guru memberikan instruksi agar dalam pembuatan portofolio, siswa menjelajah dari berbagai sumber baik cetak maupun elektronik agar lebih mudah dan lebih komplit, informasi yang diperoleh. Contoh : Informasi tadi dapat ditemukan di buku-buku agama, Koran , majalah dan internet.
Ø  Ketiga, Guru menyampaikan self motivated, yaitu menjelaskan hadiah dan sangsi. Contoh: Disiapkan hadiah bagi yang mengerjakan yaitu 3 buku tulis dan 2 pensil, dan sangsi bagi yang tidak mengerjakan adalah memberikan kultum dan menulis pernyataan yang ditandatangani oleh semua guru agama bahwa berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Penutup
Berdasarkan uraian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa model portofolio dengan information search dengan dilandasi self motivated learning adalah metode yang cukup mendukung ketika berhadapan dengan anak-anak yang malas dan kurang perhatian terhadap suatu pembelajaran tertentu.


Referensi
Mujiman,Haris. 2011. Belajar Mandiri:Pembekalan dan Penerapan. Solo:UNS      Press.

Robbins, Stephen P.2007. Perilaku Organisasi . Jakarta: Salemba Empat

Stiggins, R.J. (1991). Student-Centered Classroom Assessment. New York :            MacMillan Cottage, Publishing Company.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran, diakses tanggal 18 Oktober 2013.

http://www.kajianpustaka.com/2013/01/model-pembelajaran-berbasis-         portofolio.html#.UmFPglPCXIU, diakses tanggal 18 Oktober 2013.


http://re-searchengines.com/art05-17.html, diakses tanggal 18 Oktober 2013.



http://edingulik.wordpress.com/2008/01/10/untuk-teman-teman/, diakses tanggal    18 Oktober 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar