Rusmanto-S3 IP UNS 2013/rus_wng@yahoo.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Belajar merupakan aktivitas yang selalu dilakukan sepanjang
hayat manusia, bahkan tiada hari tanpa belajar. Belajar merupakan aktivitas
yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui
pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Salah satu ciri dari aktivitas
belajar menurut para ahli pendidikan dan psikologi adalah adanya perubahan
tingkah laku. Perubahan tingkah laku itu biasanya berupa penguasaan terhadap
ilmu pengetahuan yang baru dipelajarinya, atau penguasaan terhadap keterampilan
dan perubahan yang berupa sikap. Untuk mendapatkan perubahan tingkah laku
tersebut, maka diperlukan tenaga pengajar yang memadai. Pengajar atau disebut
juga dengan pendidik sangat berperan panting dalam proses pembelajaran.
Pendidik yang baik akan mampu membawa peserta didiknya menjadi lebih baik. Hal
itu dapat terwujud jika seorang pendidik mengetahui dan melaksanakan
teori-teori belajar.
Teori belajar selalu dikaitkan dengan ruang lingkup bidang
psikologi bahwa ada beberapa aspek yang harus mendapat perhatian, yaitu aspek
kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Hal inilah yang melahirkan
berbagai teori dalam pembelajaran yang telah kita ketahui diantaranya, teori
behaviorisme, teori humanisme, dan teori kognitif.
Pakar teknologi pendidikan, Gagne, Briggs & Wager
(1993, hlm, 3-11) menyatakan bahwa proses belajar seseorang dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan faktor eksternal. Proses belajar terjadi karena
sinergi memori jangka pendek dan jangka panjang diaktifkan melalui penciptaan
faktor eksternal, yaitu pembelajan atau lingkungan belajar. Melalui inderanya,
peserta didik dapat menyerapa materi secara berbeda. Pengajar mengarahkan agar
pemrosesan informasi untuk memori jangka panjang dapat berlansung lancar.
Menurut Magnesen (Dryden & Vos, 1999) belajar terjadi
dengan :
1. Membaca sebanyak 10% ,
2. Mendengar 20%,
3. Melihat 30%,
4. Melihat dan mendengar sebanyak
50%,
5. Mengatakan 70%
6. Mengatakan sambil mengerjakan
sebanyak 90%.
Berdasarkan
uraian diatas, penulis memandang sangat perlu dan wajib hukumnya seorang guru
memahami teori-teori belajar agar dalam proses pembelajaran dapat membuat siswa
aktif dan kreatif.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, terdapat rumusan masalah:
1. Apakah teori belajar itu?
2. Mengapa ada teori belajar?
3. Bagaimana evaluasi terhadap teori belajar?
4. Bagaimana teori belajar dalam praktek?
5. Bagaimana implikasi teori belajar dalam pembelajaran?
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuannya adalah:
1. Untuk mengetahui definisi teori belajar
2. Untuk mengetahui mengapa ada teori belajar
3. Untuk mengetahui evaluasi terhadap teori belajar
4. Untuk mengetahui teori belajar dalam praktek?
5. Untuk mengetahui implikasi teori belajar dalam pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TEORI BELAJAR
Teori adalah serangkaian bagian atau
variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah
pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar
variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan
fenomena alamiah. Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori sebagai ide
pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan”
bagaimana dan mengapa variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling
berhubungan (John W Creswel, 1993:120).
Kata teori memiliki arti yang
berbeda-beda pada bidang-bidang pengetahuan yang berbeda pula tergantung pada metodologi dan konteks diskusi. Secara umum,
teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain
pada sekumpulan fakta-fakta (http://www.merriam-webster.com/dictionary/theory). Menurut
Kerlinger dalam Sugiyono dan Hariyanto (2011:27), teori merupakan sebuah konsep
atau definisi yang menggambarkan sekaligus menjelaskan sesuatu dari dari sudut
pandang tertentu terhadap sebuah fenomena secara sistematis dengan cara
menghubungkan beberapa variable yang ada didalamnya.
Belajar adalah perubahan yang relatif
permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil
dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya
interaksi antara stimulus dan respon (http://id.wikipedia.org/wiki/Belajar#cite_ref-1).
Belajar diartikan sebagai perubahan
tingkah laku yang relatif permanen, yang bukan hasil dari proses perkembangan
atau pertumbuhan. Banyak ahli berpendapat perubahan tingkah laku yang
diakibatkan proses perkembangan atau pendewasaan biasanya hanya bersifat
temporary/sementara. Ada banyak definisi belajar yang dikemukan oleh para ahli
pendidikan. Sebagaimana yang diungkapkan Gagne (1984) dalam Ratna Wilis (2011: 2) belajar adalah suatu proses dimana
suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
Selain
itu menurut W.H. Burton dalam Moh. User (2007:5) “ learning is a change in the individual due to instruction of that
individual and his environment , which feels a need and makes him more capable
of dealing adequately with his environment”. Disini terdapat kata change
yang berarti perubahan , yang berarti bahwa dengan proses belajar seseorang
akan mengalami perubahan baik dari segi kemampuan, keterampilan dan sikap.
Dalam setiap proses belajar terjadi interaksi. Belajar dapat terjadi dengan
adanya usaha dari manusia itu sendiri untuk mengalami proses belajarnya. Dari
berbagai pandangan teori belajar diatas, maka dapat kita, simpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang relatif permanen pada diri seseorang baik itu berupa pengetahuan, keterampilan
dan sikap sebagai akibat pengalaman. Teori adalah cara-cara atau metode yang
digunakan untuk mempelajari atau meneliti sesuatu dalam sesuatu proses
pembelajaran.
Teori belajar pada dasarnya menjelaskan
tentang bagaimana proses belajar terjadi pada individu. Artinya, teori belajar
akan membantu dalam memahami bagaimana proses belajar terjadi pada seorang
individu sehingga dengan pemahaman tentang teori belajar tersebut akan membantu
guru dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan baik, efektif dan
efisien. Berdasarkan uraian diatas, teori belajar adalah serangkaian konsep
yang menggambarkan aktivitas untuk menuju perubahan yang relatif permanen dalam
perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau
latihan.
B. MENGAPA ADA TEORI BELAJAR
Teori belajar lahir karena proses
pembelajaran memiliki aspek yang saling terkait dan saling berpengaruh terhadap
jalannya proses tersebut. Sehingga, ketika salah satu aspek tersebut kurang
berperan maksimal atau bermasalah, maka proses pembelajaran tidak akan berjalan
baik. Dari sinilah, embrio awal munculnya teori belajar. Teori belajar diharapkan
dapat memberikan pemahaman mengenai sifat dan keterkaitan berbagai aspek dalam
belajar dan pembelajaran. Dalam hal ini teori belajar mengkaji konsep mengenai
aspek perilaku manusia yang terlibat dalam belajar dan pembelajaran, serta
lingkungan yang terkait.
Di
samping fungsi pemahaman, teori belajar berfungsi memberikan prediksi-prediksi
berkenaan saling terlibatnya aspek-aspek dalam belajar-pembelajaran. Terjadinya
perubahan dalam satu aspek akan berpengaruh pada aspek lainnya. Misalnya,
tingkat intelegensi dan motivasi individu dapat dipergunakan untuk
memprediksikan prestasi belajar yang akan dicapai. Selanjutnya, keadaan fisik
dan kondisi psikologis anak dapat memprediksikan kemungkinan kesulitan yang
akan ditemui dalam proses belajarnya. Dengan demikian, guru dapat melakukan
upaya-upaya pemberian bantuannya.
C. EVALUASI TERHADAP TEORI BELAJAR
Secara garis besar, teori belajar terbagi menjadi 3 kelompok besar
yaitu teori belajar behavioristik, teori belajar kognitif dan teori belajar humanisti
(Muhammad Irham,2012:147). Ketiga teori
belajar tersebut masing-masing memiliki cirri khas dalam proses pembelajaran.
Teori belajar behavioristik menekankan proses belajar berawal dari trial dan
error sehingga muncul stimulus dan respon dan penguatan (psikomotorik).
Sedangkan kognitif lebih menekankan proses aspek
berfikir(kognitif). Sedangkan humanistic lebih menekankan kepekaan mental
(afektif). Jika melihat teori belajar bloom, bahwa belajar harus menyentuh
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, maka hal ini menunjukkan bahwa dari
ketiga teori tersebut memiliki kekurangan. Jadi perlu adanya perpaduan dari
ketiga teori tersebut.
D. TE0RI BELAJAR DALAM PRAKTEK PEMBELAJARAN
DI SEKOLAH
Praktek pembelajaran disekolah akan lebih berhasil jika
menerapkan teori-teori belajar. Karena dengan teori belajar, seorang guru akan
lebih mudah menyampaikan materi yang diajarkan. Karakteristik anak, model
materi, dan media yang tersedia akan lebih mudah kita gunakan dalam proses
pembelajaran jikan kita menggunakan teori belajar dalam mengajar. Penerapan
dari beberapa teori belajar sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran,
diantaranya yaitu :
1. Membantu guru
untuk memahami bagaimana siswa belajar,
2. Membimbing guru untuk merancang dan merencanakan proses
pembelajaran,
3. Memandu guru
untuk mengelola kelas,
4. Membantu guru
untuk mengevaluasi proses, perilaku guru sendiri serta hasil belajar siswa yang
telah dicapai,
5. Membantu proses belajar lebih efektif, efisien dan
produktif,
6. Membantu guru dalam memberikan dukungan dan bantuan
kepada siswa sehingga dapat
7.Mencapai hasil prestasi
yang maksimal.( http://edukasi.kompasiana.com)
E. IMPLIKASI TEORI BELAJAR DALAM PROSES
PENDIDIKAN
Implikasi teori-teori belajar dalam pendidikan adalah proses pembelajaran
semakin bervariasi dan lebih inovatif. Pendidik dapat menerapkan teori menurut
aliran-aliran teori tertentu sesuai dengan karakteristik siswa, lingkungan
siswa serta sarana dan prasarana pembelajaran. Seperti teori behavioristik
dalam pembelajaran guru memperhatikan tujuan belajar dan karakteristik siswa.
Sehingga akan mewujudkan kompetensi yang diinginkan dalam setiap mata
pelajaran.
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan
uraian diatas, teori belajar artinya serangkaian konsep-konsep yang telah
tertata rapi dan dibuktikan kebenarannya, yang berisi aktivitas proses belajar
berdasarkan pengalaman dan pelatihan guna membantu pendidik dan peserta didik
dalam proses pembelajaran yang baik, efektif dan efisien. Teori belajar lahir
karena banyak proses belajar yang kurang memperhatikan kompetensi yang diraih, sulitnya
menciptakan proses pembelajaran yang efektif, dan efisien. Dan setelah ada
teori belajar, proses pembelajaran semakin baik, pendidik lebih mudah menyampaikan
materi pembelajaran dengan memperhatikan seluruh aspek dalam pembelajaran, yang
sudah tertuang semua dalam teori belajar.
Masih
banyak kekurangan dalam penulis memaparkan tentang teori belajar, untuk itu
dihimbau kepada para pembaca agar memberikan koreksi yang membangun dan
melakukan studi lanjut mengenai teori belajar.
DAFTAR
PUSTAKA
John W Creswell, 1993.
Research Design: Qualitative & Quantitative Approach, London: Sage
Moh. Uzer Usman. 2007.Menjadi
Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
Muhammad Irham dan
Novan. 2012. Psikologi Pendidikan:teori dan praktek, Jogjakarta: Ar Ruzz Media
Sugiyono dan Hariyanto.
2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
http://www.merriam-webster.com/dictionary/theory,diakses
22 Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar