Sabtu, 30 November 2013

Teori Belajar



Rusmanto-S3 IP UNS 2013/rus_wng@yahoo.com
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Belajar merupakan aktivitas yang selalu dilakukan sepanjang hayat manusia, bahkan tiada hari tanpa belajar. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Salah satu ciri dari aktivitas belajar menurut para ahli pendidikan dan psikologi adalah adanya perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku itu biasanya berupa penguasaan terhadap ilmu pengetahuan yang baru dipelajarinya, atau penguasaan terhadap keterampilan dan perubahan yang berupa sikap. Untuk mendapatkan perubahan tingkah laku tersebut, maka diperlukan tenaga pengajar yang memadai. Pengajar atau disebut juga dengan pendidik sangat berperan panting dalam proses pembelajaran. Pendidik yang baik akan mampu membawa peserta didiknya menjadi lebih baik. Hal itu dapat terwujud jika seorang pendidik mengetahui dan melaksanakan teori-teori belajar.
Teori belajar selalu dikaitkan dengan ruang lingkup bidang psikologi bahwa ada beberapa aspek yang harus mendapat perhatian, yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Hal inilah yang melahirkan berbagai teori dalam pembelajaran yang telah kita ketahui diantaranya, teori behaviorisme, teori humanisme, dan teori kognitif.
            Pakar teknologi pendidikan, Gagne, Briggs & Wager (1993, hlm, 3-11) menyatakan bahwa proses belajar seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Proses belajar terjadi karena sinergi memori jangka pendek dan jangka panjang diaktifkan melalui penciptaan faktor eksternal, yaitu pembelajan atau lingkungan belajar. Melalui inderanya, peserta didik dapat menyerapa materi secara berbeda. Pengajar mengarahkan agar pemrosesan informasi untuk memori jangka panjang dapat berlansung lancar.
            Menurut Magnesen (Dryden & Vos, 1999) belajar terjadi dengan :
1.      Membaca sebanyak 10% ,
2.      Mendengar 20%,
3.      Melihat 30%,
4.      Melihat dan mendengar sebanyak 50%,
5.      Mengatakan 70%
6.      Mengatakan sambil mengerjakan sebanyak 90%.
            Berdasarkan uraian diatas, penulis memandang sangat perlu dan wajib hukumnya seorang guru memahami teori-teori belajar agar dalam proses pembelajaran dapat membuat siswa aktif dan kreatif.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, terdapat rumusan masalah:
1.      Apakah teori belajar itu?
2.      Mengapa ada teori belajar?
3.      Bagaimana evaluasi terhadap teori belajar?
4.      Bagaimana teori belajar dalam praktek?
5.      Bagaimana implikasi teori belajar dalam pembelajaran?

C.    TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuannya adalah:
1.      Untuk mengetahui definisi teori belajar
2.      Untuk mengetahui mengapa ada teori belajar
3.      Untuk mengetahui evaluasi terhadap teori belajar
4.      Untuk mengetahui teori belajar dalam praktek?
5.      Untuk mengetahui implikasi teori belajar dalam pembelajaran



BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN TEORI BELAJAR
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah. Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan (John W Creswel, 1993:120).
Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada bidang-bidang pengetahuan yang berbeda pula tergantung pada metodologi dan konteks diskusi. Secara umum, teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta (http://www.merriam-webster.com/dictionary/theory). Menurut Kerlinger dalam Sugiyono dan Hariyanto (2011:27), teori merupakan sebuah konsep atau definisi yang menggambarkan sekaligus menjelaskan sesuatu dari dari sudut pandang tertentu terhadap sebuah fenomena secara sistematis dengan cara menghubungkan beberapa variable yang ada didalamnya.
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (http://id.wikipedia.org/wiki/Belajar#cite_ref-1). Belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif permanen, yang bukan hasil dari proses perkembangan atau pertumbuhan. Banyak ahli berpendapat perubahan tingkah laku yang diakibatkan proses perkembangan atau pendewasaan biasanya hanya bersifat temporary/sementara. Ada banyak definisi belajar yang dikemukan oleh para ahli pendidikan. Sebagaimana yang diungkapkan Gagne (1984) dalam Ratna Wilis  (2011: 2) belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. 
Selain itu menurut W.H. Burton dalam Moh. User (2007:5) “ learning is a change in the individual due to instruction of that individual and his environment , which feels a need and makes him more capable of dealing adequately with his environment”. Disini terdapat kata change yang berarti perubahan , yang berarti bahwa dengan proses belajar seseorang akan mengalami perubahan baik dari segi kemampuan, keterampilan dan sikap. Dalam setiap proses belajar terjadi interaksi. Belajar dapat terjadi dengan adanya usaha dari manusia itu sendiri untuk mengalami proses belajarnya. Dari berbagai pandangan teori belajar diatas, maka dapat kita, simpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu  perubahan tingkah laku yang relatif permanen pada diri seseorang baik itu berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai akibat pengalaman. Teori adalah cara-cara atau metode yang digunakan untuk mempelajari atau meneliti sesuatu dalam sesuatu proses pembelajaran.
Teori belajar pada dasarnya menjelaskan tentang bagaimana proses belajar terjadi pada individu. Artinya, teori belajar akan membantu dalam memahami bagaimana proses belajar terjadi pada seorang individu sehingga dengan pemahaman tentang teori belajar tersebut akan membantu guru dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan baik, efektif dan efisien. Berdasarkan uraian diatas, teori belajar adalah serangkaian konsep yang menggambarkan aktivitas untuk menuju perubahan yang relatif permanen dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan.

B.     MENGAPA ADA TEORI BELAJAR
Teori belajar lahir karena proses pembelajaran memiliki aspek yang saling terkait dan saling berpengaruh terhadap jalannya proses tersebut. Sehingga, ketika salah satu aspek tersebut kurang berperan maksimal atau bermasalah, maka proses pembelajaran tidak akan berjalan baik. Dari sinilah, embrio awal munculnya teori belajar. Teori belajar diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai sifat dan keterkaitan berbagai aspek dalam belajar dan pembelajaran. Dalam hal ini teori belajar mengkaji konsep mengenai aspek perilaku manusia yang terlibat dalam belajar dan pembelajaran, serta lingkungan yang terkait.
Di samping fungsi pemahaman, teori belajar berfungsi memberikan prediksi-prediksi berkenaan saling terlibatnya aspek-aspek dalam belajar-pembelajaran. Terjadinya perubahan dalam satu aspek akan berpengaruh pada aspek lainnya. Misalnya, tingkat intelegensi dan motivasi individu dapat dipergunakan untuk memprediksikan prestasi belajar yang akan dicapai. Selanjutnya, keadaan fisik dan kondisi psikologis anak dapat memprediksikan kemungkinan kesulitan yang akan ditemui dalam proses belajarnya. Dengan demikian, guru dapat melakukan upaya-upaya pemberian bantuannya.

C.    EVALUASI TERHADAP TEORI BELAJAR
Secara garis besar, teori belajar terbagi menjadi 3 kelompok besar yaitu teori belajar behavioristik, teori belajar kognitif dan teori belajar humanisti (Muhammad Irham,2012:147).  Ketiga teori belajar tersebut masing-masing memiliki cirri khas dalam proses pembelajaran. Teori belajar behavioristik menekankan proses belajar berawal dari trial dan error sehingga muncul stimulus dan respon dan penguatan (psikomotorik).
Sedangkan kognitif lebih menekankan proses aspek berfikir(kognitif). Sedangkan humanistic lebih menekankan kepekaan mental (afektif). Jika melihat teori belajar bloom, bahwa belajar harus menyentuh aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, maka hal ini menunjukkan bahwa dari ketiga teori tersebut memiliki kekurangan. Jadi perlu adanya perpaduan dari ketiga teori tersebut.

D.    TE0RI BELAJAR DALAM PRAKTEK PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
Praktek pembelajaran disekolah akan lebih berhasil jika menerapkan teori-teori belajar. Karena dengan teori belajar, seorang guru akan lebih mudah menyampaikan materi yang diajarkan. Karakteristik anak, model materi, dan media yang tersedia akan lebih mudah kita gunakan dalam proses pembelajaran jikan kita menggunakan teori belajar dalam mengajar. Penerapan dari beberapa teori belajar sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran, diantaranya yaitu :
1.  Membantu guru untuk memahami bagaimana siswa belajar,
2. Membimbing guru untuk merancang dan merencanakan proses pembelajaran,
3.  Memandu guru untuk mengelola kelas,
4.  Membantu guru untuk mengevaluasi proses, perilaku guru sendiri serta hasil belajar siswa yang telah dicapai,
5. Membantu proses belajar lebih efektif, efisien dan produktif,
6. Membantu guru dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada siswa sehingga dapat
7.Mencapai hasil prestasi yang maksimal.( http://edukasi.kompasiana.com)

E.     IMPLIKASI TEORI BELAJAR DALAM PROSES PENDIDIKAN
Implikasi teori-teori belajar dalam pendidikan adalah proses pembelajaran semakin bervariasi dan lebih inovatif. Pendidik dapat menerapkan teori menurut aliran-aliran teori tertentu sesuai dengan karakteristik siswa, lingkungan siswa serta sarana dan prasarana pembelajaran. Seperti teori behavioristik dalam pembelajaran guru memperhatikan tujuan belajar dan karakteristik siswa. Sehingga akan mewujudkan kompetensi yang diinginkan dalam setiap mata pelajaran.



BAB III
PENUTUP

Berdasarkan uraian diatas, teori belajar artinya serangkaian konsep-konsep yang telah tertata rapi dan dibuktikan kebenarannya, yang berisi aktivitas proses belajar berdasarkan pengalaman dan pelatihan guna membantu pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran yang baik, efektif dan efisien. Teori belajar lahir karena banyak proses belajar yang kurang memperhatikan kompetensi yang diraih, sulitnya menciptakan proses pembelajaran yang efektif, dan efisien. Dan setelah ada teori belajar, proses pembelajaran semakin baik, pendidik lebih mudah menyampaikan materi pembelajaran dengan memperhatikan seluruh aspek dalam pembelajaran, yang sudah tertuang semua dalam teori belajar.
Masih banyak kekurangan dalam penulis memaparkan tentang teori belajar, untuk itu dihimbau kepada para pembaca agar memberikan koreksi yang membangun dan melakukan studi lanjut mengenai teori belajar.



DAFTAR PUSTAKA

John W Creswell, 1993. Research Design: Qualitative & Quantitative Approach,   London: Sage

Moh. Uzer Usman. 2007.Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja      Rosdakarya

Muhammad Irham dan Novan. 2012. Psikologi Pendidikan:teori dan praktek,       Jogjakarta: Ar Ruzz Media

Sugiyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja        Rosdakarya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar